Minggu, 04 November 2012

Sejarah Web Design

21 Contoh Penggunaan Pola dan Tekstur dalam Desain Web
Sejak awal kelahiran website di awal tahun 1990, para programer dan graphic desainer mendapatkan sebuah lahan baru untuk karya mereka, yang kemudian disebut web design. Seiring perkembangannya, web design akhirnya tumbuh menjadi segmen design tersendiri yang jelas-jelas terpisah dari graphic design. Skill yang dibutuhkan pun juga berbeda dengan graphic design, karena web design juga melibatkan berbagai bahasa pemrogaman.
Hingga saat ini, ada dua golongan utama pekerja web design. Golongan pertama adalah orang-orang yang dulunya programer, dan golongan kedua adalah orang-orang yang dulunya graphic designer. Karakter web yang dihasilkan dua kelompok ini cukup bertentangan. Mantan programer biasanya lebih mementingkan sistem, sedangkan mantan graphic designer lebih mementingkan tampilan. Kami pun juga berpendapat bahwa web desain yang sempurna selalu dihasilkan oleh minimal dua orang: satu orang graphic designer sebagai seniman, dan satu orang programer sebagai pengatur sistem.
Website pertama kali dibuat oleh Tim Berners-Lee pada bulan Agustus 1991. Website pertama itu bernama World Wide Web. Bentuknya sangat sederhana. Semua masih menggunakan script html standar tanpa ada unsur apapun. Website pertama tersebut masih ada dan bisa diakses hingga saat ini. Silahkan Klik di sini untuk melihatnya. Lahirnya website pertama merupakan babak baru bagi perkembangan komputer dan teknologi informasi.
Pada tahun 1994, World Wide Web Consortium (W3C) didirikan. Lembaga ini mengambil keputusan bahwa script HTML adalah script standar untuk semua website. Dalam perkembangan selanjutnya, script html tersebut dikembangkan lagi menjadi XHTML yang bersifat terbuka terhadap berbagai plugin script tambahan seperti Java, flash, dan Ajax.
Pada sekitar tahun 1995 muncul website dengan menggunakan tabel sebagai dasar layoutnya, atau yang biasa disebut table-based layout. Kehadiran Table-based layout merupakan gebrakan yang cukup signifikan bagi web design waktu itu. Dengan table-based layout, web bisa dibuat dalam beberapa kolom dengan posisi-posisi layout selangkah lebih maju. Website yang menggunakan Table-based layout diantaranya adalah W3C (1998) dan Yahoo (2002).
Pada tahun 1996 flash diintegrasikan dengan website. Pada awalnya script flash disebut dengan FutureSplash Animator, kemudian Macromedia Flash, dan sekarang Adobe Flash. Flash sendiri sebenarnya merupakan pengembangan dari Macromedia Shockwave (sekarang Adobe Shockwave). Program ini pertama kali ditujukan sebagai pembuat menu dan daftar multimedia content pada autorun CD-ROM.
Dengan adanya flash, gambar-gambar dalam website dapat 'bergerak'. Selain itu fitur-fitur klasik html, seperti 'link' tetap bisa dihadirkan. Tetapi flash memiliki kekurangan, yaitu website menjadi berat dan sulit diakses. Selain itu, pengguna web juga harus memiliki flash plugin di browsernya, dan hal ini sangat merepotkan saat itu.
Pada tahun yang sama (1996), 3DML script diperkenalkan oleh Michael Powers. 3DML memungkinkan web untuk menampilkan animasi-animasi 3D. Tetapi inovasi ini jarang sekali digunakan. Sistem 3DML menggunakan XML non-standar serta hanya bisa dibuka oleh satu jenis browser saja, yaitu Flatland Rover. Hingga saat ini, belum ada plugin 3DML yang dibuat untuk browser umum seperti Mozilla Firefox.
Pada awal tahun 2000, Dynamic HTML (DHTML) diperkenalkan. Pada awalnya, DHTML merupakan gabungan dari flash dan html. Script ini dikembangkan lebih lanjut dan menjadi JavaScript. Tetapi seiring perkembangannya DHTML dan JavaScript tumbuh sendiri-sendiri dan memiliki platform yang sangat berbeda. Dengan DHTML, script animasi flash dapat diintegrasikan dengan HTML sehingga web tidak menjadi berat. Selain itu, DHTML juga mensupport HTML DOM, yang memberi keleluasaan script untuk melibatkan Operating System yang digunakan user dalam perintahnya.
Pada tahun yang sama (2000) Cascading Style Sheets (CSS) mulai diperkenalkan. CSS adalah platform web design yang sangat populer hingga saat ini. Dengan adanya CSS, script untuk tampilan bisa dipisah dari file HTML induknya. Dengan CSS, template web bisa dibuat lebih rapi. CSS memungkinkan banyak fungsi tampilan yang tidak mungkin dipenuhi oleh table-based layout. CSS akhir-akhir ini menjadi sangat populer dengan diperkenalkannya platform CMS opensource seperti Joomla dan Wordpress. Hampir semua template Wordpress dan Joomla menggunakan CSS sebagai basis tampilannya.

Cast Iron Design Company

Situs ini menambahkan tekstur pada semua area situs, termasuk pada logo yang digunakannya. Memberikan kesan unik karena sangat cocok dengan font tulisan tangan yang digunakannya.

Whiteloupe

Whiteloupe menggunakan sangat sedikit tekstur bahkan lebih terlihat seperti warna solid.

Bitfoundry

Bitfoundry menggunakan tekstur noise yang sangat ringan di seluruh latarnya. Namun untuk teks, mereka tetap menggunakan warna solid. Ini menambah kontras antara teks dan latar.

SachaGreif.com

Situs ini menggunakan pola garis-garis diagonal di latar. Untuk memberikan kesan konsisten, heading widgetnya menggunakan pola yang sama.

More Air

Sedikit noise pada tekstur sudah cukup untuk menambah kontras latar dengan teks. Bunga-bunga di dekat iPad memberikan efek kedalaman pada desain.

Tvornicca Bannera

Latar situs ini menggunakan warna solid. Tapi di ilustrasinya, dia menggunakan tekstur yang cukup kasar. Logonya pun menggunakan tekstur yang sama.

Carter Digital

Desain situs ini sangat bersih. Tekstur hanya ditemukan dalam persegi gelap di bawah judul situs.

Launch Factory

Di sini digunakan banyak tekstur. Bahkan teksnya pun terlihat kasar.

Mynus

Tekstur paling berat digunakan di situs ini. Untuk menjaga kontras teks dan latar digunakan warna teks yang terang dengan drop shadow hitam untuk mengurangi tekstur di belakangnya.

Decode

Tekstur noise yang digunakan sangat lembut. Teks dan berbagai elemen lainnya bersih tanpa tekstur.

Lake Wapogasset

kippt

Village

Pola hanya digunakan di latar. Di antara latar dan elemen lain ditambahkan drop shadow sebagai transisinya.

The Black Harbor

Pola yang digunakan adalah beberapa noise besar di latar. Di area utama, tidak ada tekstur sama sekali.

Doublenaut

Pola digunakan di latar sementara gambar menggunakan tekstur.

Kelli Anderson Blog

Pola digunakan di latar situs. Sedikit tekstur di gunakan di area navigasi. Pola juga digunakan di dalam drop shadow logo.

Victoria and Albert Museum

Pola berupa ilustrasi buku digunakan di latar. Sangat cocok dengan ilustrasi situs yang juga berupa foto buku.

Stellavie

Tekstur pola pixel digunakan di latar. Warnanya sama atau mungkin mirip dengan warna logo.

The Buffalo Lounge

Pola berupa noise yang membentuk kolom-kolom digunakan dalam latar.

S.O.S Mamute

Ada banyak tekstur di sini. Cocok untuk memberi kesan alami apalagi dengan penggunaan teks tipe tulisan tangannya yang banyak digunakan.

Hack Fwd

Pola digunakan dalam latar. Di area utama, tidak ada tekstur.

0 komentar:

Posting Komentar